Sejarah Perkembangan Islam di Demak

Image result for islam di demak
image:vebma
Sejarah masuknya islam di demakPerkembangan islam di jawa bersamaan waktunya dengan melemahnya posisi Raja Maja pahit. Kemudian runtuhlah kerajaan maja pahit. Hal itu memberikan peluang kepada penguasa-penguasa islam di pesisir untuk membangun pusat-pusat kekuasaan yang independen. Di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta,Wali songo bersepakat mengangkat Raden Patah menjadi raja pertama kerajaan Demak, kerajaan islam pertama di jawa, dengan gelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panagatama.Raden patah dalam menjalankan pemerintahannya, terutama dalam persoalan agama, dibantu oleh para ulama, Wali songo. Demak yang masih bernama Bintoro merupakan daerah vassal Majapahit yang diberikan Raja Majapahit kepada Raden Patah. Daerah ini lambat laun menjadi pusat perkembangan agama islam disenggarakan oleh para ahli.kemudian kekuasaan islam semakin luas perkembangannya di indonesia dan penyebaran agama islam mengalami kemajuan yang sangat pesat. hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang mendorongnya yaitu:
1. Sebelum islam masuk ke indonesia, yaitu pada masa kerajaan hindu budha.
Pada saat itu masyarakat masih terbagi dari beberapa golongan atau kasta, yakni terdapat golongan yang berkedudukan istimewa dan lebih tinggi derajatnya.
2. Agama islam cocok dengan jiwa pedagang.
3. Sifat masyarakat indonesia yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul lebih erat dengan bangsa lain.
4. Islam dikembangkan dengan cara damai.
Kedatangan islam di pulau jawa belum dapat ditemukan secara pasti kapan kedatangannya, hannya saja terdapat bukti nyata tentang kedatangan islam tersebut yakni dengan ditemukannya batu nisan makam Fatimah binti Maimun di daerah Lewran (Gresik) tahun 475 H / 1082 M.[1] Dan juga terdapat bukti-bukti peninggalan purbakala dari abad ke 13 M tentang masyarakat beragama islam yang ditemukan di bekas ibukota Maja pahit sekitar daerah Trowulan. Serta adanya sebuah berita dari seorang musyafir cina beragama islam yang bernama Ma-Huan yang berkunjung ke Gresik sekitar tahun 1416 yang didalam catatannya ia menceritakan bahwa didaerah Gresik telah terdapat banyak muslim (orang yang beragama islam).


Pertumbuhan masyarakat muslim di sekitar Majapahit terutama dikota-kota pelabuhan, sangat erat hubungannya dengan perkembangan pelayaran dan perdagangan yang banyak dilakukan oleh orang-orang islam. Pada awal masuknya islam di pulau jawa belum di rasakan akibatnya dalam bidang politik. Pada waktu itu kedua belah pihak tetap berusaha untuk memperoleh keuntungan dalam perdagangan. Kelemahan-kelemahan pada kerajaan Majapahit memberikan kesempatan kepada masyarakat islam untuk mempercepat terbentuknya kekuasaan politik, yaitu dengan munculnya kerajaan demak.
Pada saat itu kerajaan demak berdiri dengan rajanya Raden Patah (raja islam yang pertama). Raden patah adalah anak dari seorang raja Majapahit yang bernama Sri Kertabumi dengan seorang wanita islam yang bernama Putri Cempa.[2]
Tentang berdirinya kerajaan Demak, para ahli sejarah berbeda pendapat dalam penentuannya. Sebagian ahli berpendapat bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun 1478 M, pendapat ini berdasarkan atas jetuhnya kerajaan Majapahit. Adapula yang berpendapat bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun 1518 M, yang didasarkan atas berakhirnya masa pemerintahan Prabu Udara Brawijaya VII yang mendapat serbuan tentara Raden Fatah dari Demak.
Kehadiran kerajaan islam Demak dipandang Rakyat Majapahit sebagai cahaya baru yang membawa harapan. Daerah-daerah pesisir pantai utara pulau jawa yang telah memeluk agama islam memberikan dukungan penuh kepada Raden Patah untuk terus mengembangkan kerajaan dan memperluas wilayah penyebaran agama islam, termasuk didalamnya daerah pesisir pantai utara pulau jawa bagian barat menjadi daerah pengaruh Demak separti Cirebon.[3] Islam di Cirebon telah mulai berkembang sejak tahun 1470-1475, dari sudut ekonomi, pelabuhan-pelabuhan kerajaan sunda (pajajaran) seperti cirebon, sunda kelapa dan banten mempunyai potensi besar didalam mengeksplor hasil buminya. Dari hasil bumi utama yang menjadi bahan eksplor penting seperti lada yang diambil dari daerah kekuasaannya di lampung.
Pada periode berikutnya, proses islamisasi di jawa dilanjutkan oleh walisongo. Mereka adalah yang paling berjasa dalam mengislamkan masyarakat jawa. Para walisongo itu masing-masing memiliki tugas menyebarkan islam keseluruhan pelosok jawa melalui tiga wilayah penting.[4]Wilayah pertama Surabaya, Gresik dan Lamongan Jawa Timur. Wilayah kedua Demak, Kudus dan Muria di Jawa Tengah dan wilayah ketiga adalah Cirebon di Jawa Barat. Dalam berdakwah para walisongo itu menggunakan jalur-jalur tradisi yang sudah dikenal oleh orang-orang Indonesia kuno yakni meletakkan nilai-nilai islam pada praktek dan kebiasaan tradisi setempat. Dengan demikian tampak bahwa ajaran islam mudah dan memenuhi kebutuhan masyarakat jawa.
Para wali atau sunan yang sangat besar jasanya didalam mengembangkan atau menyebarkan agama islam di wilayah indonesia adalah sebabagai berikut:
1. Maulana Malik Ibrahim
Maulana Malik Ibrahim berasal dari Persia dan daerah kedudukannya adalah Gresik. Ia menyebarkan agama islam yang dimulai dari daerah Gresik dan jawa barat.
2. Sunan Ampel
Sunan Ampel bernama Raden Rakhmat, ia berkedudukan di Ngampel (ampel) dekat dengan Surabaya.
3. Sunan Bonang
Sunan Bonang bernama Makdum ibrahim putra Raden Rakhmat, ia berkedudukan didaerah Bonang dekat Tuban.
4. Sunan Drajat
Sunan Drajat bernama Syarifudin, ia juga putra dari Raden Rakhmat yang berkedudukan di Drajat dekat sedayu (surabaya).
5. Sunan Giri
Sunan Giri bernama Raden Paku, ia adalah murid dari Sunan Ngampel yang berkadudukan di Bukit Giri (Gresik), ia meninggal dan dimakamkan di Gunung Giri.[5]
6. Sunan Muria
Sunan Muria berkadudukan di Gunung Muria dekat Kudus.
7. Sunan Kudus
Sunan Kudus bernama Jafar Shodiq, ia berkedudukan didaerah kudus.
8. Sunan Kalijaga
Suanan Kalijaga bernama Jaka Said, ia berkedudukan di Kadilangu dekat dengan Demak.
9. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati berkedudukan di Cirebon, ia berhasil mengislamkan wilayah Jawa Barat seperti Cirebon, Jayakart dan banten.
Dalam rangka mempermudah penyebaran agama dan kebudayaan islam oleh para wali dan pedagang , maka ia lakukan dalam berbagai bidang yakni sebagai berikut:
a. Bidang pendidikan
Para wali, sunan, ulama dan kiai serta para guru agama memiliki peranan yang cukup penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan islam di Indonesia. Salah satunya dengan mendirikan pondok pesantren dan mesjid yang dijadikan tempat untuk mengajarkan agama islam.
b. Bidang perkawinan
Para pedagang islam telah lama melakukan perdagangan didaerah-daerah sehingga memungkinkan diantara mereka untuk menetap dalam waktu yang lebih lama pula. Mereka menjalin hubungan baik dengan masyarakat setempat yang terkadang di teruskan dengan diadakannya perkawinan antara Putri kaum Pribumi dengan para pedagang islam sehingga lambat laun terciptalah masyarakat muslim dengan adat islam. Salah satunya yaitu perkawinan antara Raden Rakhmat atau sunan Ampel dengan Nyai Manila, perkawinan antara Sunan Gunung Jati dengan Putri Kawungaten dan perkawinan antara Raja Brawijaya V dengan Putri Campa yang beragama islam, kemudian lahirlah Raden Patah yang kemudian menjadi pendiri kerajaan Demak.
c. Bidang kesenian
Dalam bidang kesenian ini Sunan Kalijaga sebagai pelopor penyebaran agama islam, ia menghendaki adat istiadat dan kepercayaan lama dihilangkan secara perlahan-lahan yang kemudian di masukkan unsur-unsur keislaman.
d. Bidang politik
Dalam penyebaran agama islam ini seorang raja juga ikut berperan penting. Pada saat itu raja Raden Patah menganut agama islam dan kemudian secara berlahan rakyatnya juga mengikuti jejak rajanya, karna seorang raja adalah panutan bagi rakyat-rakyatnya.


Raden patah dipilih menjadi seorang raja Demak, atas keputusan dari para wali dan dalam hal ini para wali tersebut juga sebagai penasehat dan pembantu raja. Kerajaan demak berakhir pada tahun 1568 M, yaitu terjadinya perpindahan kekuasaan dari Demak ke Pajang. 

BAB II
PENUTUP


Kesimpulan:
Kedatangan islam di pulau jawa belum dapat ditemukan secara pasti kapan kedatangannya, hannya saja terdapat bukti nyata tentang kedatangan islam tersebut yakni dengan ditemukannya batu nisan makam Fatimah binti Maimun di daerah Lewran (Gresik) tahun 475 H / 1082 M.


Kerajaan islam yang berdiri di jawa adalah kerajaan Demak, dengan rajanya yang bernama Raden Patah. Secara nyata kerajaan Demak dinyatakan berdiri sekitar tahun 1518 M, dan berakhir pada tahun 1516 M. Dalam penyebaran islam dijawa yang ikut berperan penting adalah wali songo. Wali songo juga sebagai pendiri mesjid di jawa (Demak).
sumber:https://tbhhilal.blogspot.co.id/2014/12/sejarah-masuknya-islam-di-demak.html

0 Response to "Sejarah Perkembangan Islam di Demak"

Posting Komentar