Prosedur Peletakan Engine Kendaraan Ringan

Prosedur Peletakan Engine Kendaraan Ringan

Layout Mesin 

Faktor-faktor yang digunakan untuk mengklasifikasikan mesin. Termasuk displacement (volume) silinder mesin, jumlah katub tiap silinder, letak dan jumlah poros engkol dan tipe pendingin yang digunakan (berpendingin udara atau air). Jumlah dan bentuk penyusunan dari silinder adalah metode lain yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan mesin. 

 

Hal ini biasa untuk mobil, lain halnya dengan sepeda motor, mobil mempunyai 4 buah silinder atau lebih. Mesin empat langkah modern juga mempunyai beberapa silinder. Walaupun demikian, terdapat beberapa cara dalam membuat susunan silinder dalam sebuah mesin. Beberapa susunan silinder ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.

 

Gambar 1 : Susunan Silinder yang Umum

 

Pada susunan silinder segaris sangat umum digunakan pada mesin dengan 4 buah silinder. Juga digunakan pada mesin dengan enam silinder. Susunan silinder segaris tidak biasa digunakan pada mesin yang mempunyai lebih dari 6 silinder dalam satu garis karena membuat mesin menjadi terlalu panjang. 

Susunan silinder miring adalah variasi dari susunan silinder segaris, dimana silinder terletak dalam satu garis akan tetapi miring kearah satu sisi. Pada susunan ini terkadang digunakan oleh seorang perancang kendaraan untuk mengurangi ketinggian mesin. Hal ini untuk mencapai tampilan luar kendaraan yang halus. 

 

Susunan silinder V (vee) adalah susunan silinder lain yang banyak digunakan. Seperti namanya, silinder ditempatkan dalam dua arah yang disusun dalam formasi V. Seperti susunan silinder lain yang dijelaskan sebelumnya, susunan silinder ‘V’ masih hanya memerlukan satu poros engkol. Susunan silinder model “V” biasa digunakan pada kendaraan yang mempunyai 8 buah silinder atau lebih. Walaupun demikian, ini tidak terbatas pada mesin yang mempunyai silinder banyak. Sebagai contoh sebuah mesin V6 adalah standar mesin untuk Holden Commodore dan mesin V4 telah digunakan pada kendaraan komersial yang lebih kecil. 

 

Mesin datar atau berlawanan secara horisontal adalah susunan silinder yang kuran umum. Seperti yang anda lihat pada gambar, pada susunan ini silinder dalam posisi tidur pada sisi lain dari poros engkol. Pada susunan ini membuat mesin mempunyai pusat gravitasi yang sangat rendah, yang digunakan oleh perancang kendaraan untuk mengurangi jumlah ruangan yang dibutuhkan mesin. 4 silinder datar digunakan pada Volkswagen terdahulu termasuk yang terkenal yaitu ‘Beetle’. 

 

Letak/lokasi mesin 

Mesin pada mobil dapat ditempatkan baik di bagian depan atau belakang. Dalam beberapa tahun ini umumnya mesin ditempatkan di bagian depan dan menggerakkan roda belakang. Meskipun pada mesin di depan menggerakkan roda depan kelihatan lebih sederhana, hal ini tidak mungkin sebab roda depan harus mampu berputar untuk mengendalikan arah kendaraan. 

 

Perubahan ini pada saat constan velocity atau disebut dengan CV joint dikembangkan pada akhir tahun 1950-an. Joint ini memungkinkan roda depan digerakkan oleh mesin, dan pada saat bersamaan roda depan dapat dibelokkan. Sebab dengan cara ini lebih mudah untuk mendapatkan tenaga dari mesin, jika mesin ditempatkan melintang. Perletakan mesin secara melintang/transversal/timur –barat digunakan pada kendaraan dengan penggerak roda depan. Ruang mesin yang lebih pendek adalah kelebihan lain pada mesin yang diletakkan secara transversal. 

 

Gambar 2 : Perletakan Mesin

 

Mesin yang diletakkan di belakang dipergunakan terutama pada mobil sport yang mahal. Perancang mobil ini memilih perletakan di belakang sebab hal ini membantu pendistribusian berat kendaraan lebih merata ke roda depan dan belakang sehingga meningkatkan kemudahan pengendalian kendaraan.

0 Response to "Prosedur Peletakan Engine Kendaraan Ringan"

Posting Komentar